19
Sun, May

Musim Hujan Datang, Lundu Sungai Juwana Meriang

Ilustrasi / Clakclik.com

Peristiwa
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Pati, Clakclik.com—Sudah seminggu berjalan sejak hujan deras pertama kali, warga di kanan-kiri Sungai Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah menyaksikan fenomena ikan lundu bergerombol dipinggir sungai dan terlihat sakit. Kondisi itu dibarengi dengan warna air sungai kehitaman dan berbau busuk.

Baca juga: https://www.clakclik.com/72-peristiwa/1451-memasuki-musim-hujan-bpbd-pati-minta-warga-waspada-bencana

Kondisi ini disampaikan sejumlah warga yang tinggal di kanan-kiri Sungai Juwana yang selama ini tergabung dalam Jampisawan alias Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana.

Anggota Jampisawan yang tinggal di Desa Gajahmati Kecamatan Pati Kota, Supriyono bercerita bahwa kondisi warna air sungai yang kehitaman dan berbau serta penampakan ikan lundu yang seperti mabuk itu sudah berlangsung selama seminggu.

Gerombolan ikan lundu terlihat dalam kondisi lemas seperti mabuk di Sungai Juwana, Minggu (01/11/2020) / Dok. Jampisawan for Clakclik.com

“Sejak hujan deras minggu lalu, sampai hari ini air Sungai Juwana menghitam, berbau dan ikan-ikan pada mabuk,” kata Supriyono, Minggu (01/11/2020).

Kondisi itu dibenarkan oleh pengurus Jampisawan lain yang tinggal di Desa Gadingrejo Kecamatan Juwana; Ari Subekti. Ia membenarkan cerita Supriyono. Ari yang berprofesi sebagai petambak itu menduga kondisi air Sungai Juwana yang hitam dan berbau disebabkan buangan limbah pabrik dari wilayah atas.

“Beberapa kali terjadi sih kondisi seperti itu (air Sungai Juwana berwarna hitam dan bau—red). Itu terjadi sejak berdirinya sejumlah pabrik di tepi sungai,” kata Ari.

Baik Supriyono maupun Ari Subekti berharap pihak yang berwenang segera menangani persoalan tersebut mengingat Sungai Juwana selain dimanfaatkan masyarakat untuk kepentingan pertanian, juga digunakan untuk memberi minum ternak dan kebutuhan rumah tangga.

“Selain itu, kalau ikan-ikan mabuk dan akhirnya mandul bahkan mati, kan berarti berdampak pada ratusan warga yang selama ini bekerja sebagai pencari ikan di Sungai Juwana,” pungkas Supriyono. (c-hu)