03
Fri, May

Covid-19 Jateng Melonjak, Kabupaten Kudus Tertinggi

Ilustrasi / Clakclik.com

Peristiwa
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 6 Juni 2021—Untuk pertama kalinya sejak Februari 2021, kasus aktif Covid-19 di Jawa Tengah mencapai lebih dari 10.000. Daerah dengan kasus aktif tertinggi adalah Kabupaten Kudus, setelah terjadi lonjakan lebih dari sepekan terakhir.

Berdasarkan data Corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Sabtu (5/6/2021) pukul 12.00 WIB, terdapat 208.510 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 10.424 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 184.8409 orang sembuh, dan 13.246 orang meninggal.

Sementara itu, data Pemkab Kudus yang dimutakhirkan pada Jumat (4/6/2021) pukul 20.00 WIB, terdapat 8.210 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 1.478 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 6.049 orang sembuh, dan 683 orang meninggal.

Pada Sabtu (5/6), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau penanganan Covid-19 di Kudus. Ia memastikan akan menambah tenaga kesehatan, yakni sebanyak 38 dokter setelah berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Juga akan ada bantuan sebanyak 70 perawat. Selain itu, Menkes telah mengirim 50.000 alat tes cepat antigen guna menggencarkan tes.
”3T (testing, tracing, treatment) mesti jalan. Testing 1 per 1.000 penduduk (per minggu) seperti standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) itu kalau positivity rate di bawah 5 persen, tetapi kalau sudah 50 persen, artinya mesti lebih banyak dari itu. Saya pasok 50.000 antigen di Kudus untuk mempercepat deteksi,” ujar Budi seusai bertemu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang, Sabtu sore, atau setelah tinjauan di Kudus.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, terkait penanganan medis di Kudus sudah terbantu oleh Kemenkes. Adapun secara politis, tugasnya ialah membina. Dalam hal ini, ia meminta Bupati Kudus untuk tidak perlu ragu dalam mangambil tindakan tertentu. Apabila ada kekurangan dalam kompetensi, agar dicari segera sehingga keputusan bisa cepat.

”Saya meminta ke Pak Bupati agar perintahkan semua yang positif tanpa gejala dimasukkan ke tempat isolasi terpusat. Siapkan tempatnya. Kalau tidak ada, saya siapkan di Semarang. TNI-Polri juga siap untuk membantu jemput dan sebagainya,” kata Ganjar.

Bupati Kudus Hartopo mengemukakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) atau mikro zonasi terus diperkuat dalam penanganan penyebaran Covid-19. Sebelumnya, terdapat 42 desa yang zona merah di Kudus, tetapi saat ini tinggal enam desa, terutama di Kecamatan Jati dan Mejobo.

”Dalam mengendalikan Covid-19 ini, kami terus perketat (pergerakan orang), terutama yang sifatnya berkerumun. Destinasi wisata ditutup sementara, resepsi pernikahan dan hajatan ditiadakan (hanya akad nikah), dan rumah makan tidak melayani makan di tempat (hanya boleh pesan antar atau dibawa pulang),” ujar Hartopo.

Ia menambahkan, 3T juga diperkuat. Ada dukungan dari Kemenkes, antara lain tes reaksi berantai polimerase (PCR) mobile untuk meningkatkan tes di Kudus. Adapun pada 5-6 Juni 2021, Pemkab Kudus meminta masyarakat untuk berada di rumah saja, yang tertuang dalam surat edaran. (c-hu)