19
Sun, May

Peternak Ikan Guppy Pati Terdampak Pandemi, Pemerintah Diminta Turun Tangan

Foto: Clakclik.com

Peristiwa
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Pati, Clakclik.com—Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 2 tahun berdampak pada usaha peternakan ikan Guppy di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Sejumlah peternak Guppy di Pati mengaku omset penjualan turun drastis hingga 70 persen.

Baca juga: https://www.clakclik.com/inspirasi/1817-peternak-ikan-hias-guppy-desa-bakalan-rambah-konsumen-nasional

Peternak ikan Guppy asal Desa Bakalan, Kecamatan Dukuhseti, Pati Abdul Wahid mengatakan bahwa selama pandemi berlangsung, pemasaran ikan Guppy jadi sepi. “Ya karena diantara yang membuat ramai pasar ikan hias itu kan kontes. Sedangkan saat pandemi, orang tidak boleh berkerumun dan lain-lain, kontes tidak ada. Situasi itu sangat berdampak bagi para peternak seperti kami,” kata Abdul Wahid, Selasa (7/9/2021).

Puluhan kolam ternak ikan Guppy milik salah satu peternak di Desa Bakalan, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Jawa Tengah terlihat dikosongkan karena omset penjualan menurun akibat pandemi Covid-19 / Foto: Istimewa

Abdul Wahid menambahkan bahwa dirinya dan sejumlah peternak lain di kampungnya, saat ini lebih berjuang untuk bertahan sambil berharap pandemi segera berakhir. Selain itu, pihaknya juga berharap ada respon dari pemerintah atas krisis yang dihadapi oleh para peternak Guppy.

“Omset penjualan turun hingga 70 persen lebih. Jika saat sebelum pandemi, pendapatan kotor kami bisa 6-8 juta perbulan, selama pandemi dapat 3 juta saja sulit. Kami berharap pemerintah turun tangan. Peternak Guppy ini harusnya diperlakukan sama seperti peternak lain. Selama ini peternak Guppy masih belum diperhatikan oleh pemerintah,” tambah Abdul Wahid.

Abdul Wahid juga menjelaskan bahwa jumlah peternak ikan Guppy di Kabupaten Pati jumlahnya ratusan. Mereka menyebar di sejumlah kecamatan seperti Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Juwana, Gabus, dan Pati Kota. Mereka rata-rata juga sudah berkelompok. “Seperti ditempat saya ini, ada 20 orang yang sudah bergabung menjadi satu kelompok,” pungkas Abdul Wahid. (c-hu)