25
Thu, Apr

Ajakan Aksi Virtual #stopbaubusukpantura Mulai Mendapat Respon Warga

Foto: Dokumentasi GeTab

Komunitas
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Pati, Clakclik.com—Aksi virtual #stopbaubusukpantura Pati-Juwana dengan cara menulis keluhan, di foto lalu diunggah di media sosial (medsos) hari ini, Minggu (12/7/2020) memasuki hari ke-12. Puluhan orang telah berpartisipasi mengirimkan foto tulisan keluhan maupun menuliskan komentar keluhan terkait bau busuk yang bersumber dari Kawasan jalan Pantura Pati-Juwana itu.

Baca juga: https://www.clakclik.com/73-cerita/1216-bau-busuk-di-pantura-pati-juwana-kembali-disoal-warga-sebagian-warga-pasrah-tak-berdaya

Salah satu tulisan warga yang diterima GeTab / Dokumentasi GeTab

Baca juga: https://www.clakclik.com/72-peristiwa/1230-ada-seruan-aksi-virtual-stop-bau-busuk-pantura-pati-juwana-di-medsos

Baca juga: https://www.clakclik.com/identitas/35-komunitas/1238-gerakan-aksi-virtual-stopbaubusukpantura-berlanjut

Akun GeTab, sebagai admin pengumpul keluhan warganet itu menyatakan bahwa pihaknya akan terus meneruskan suara warganet melalui foto-foto tulisan keluhan itu kepada Bupati Pati, Gubernur Jateng hingga Presiden RI.

“Urusan didengar apa tidak, nanti kita lihat. Yang penting keluhan warga tersampaikan. Jika tidak didengar ya kita akan cari cara lain, tapi berarti itu catatan bagi warga. Kedepan jangan pilih orang-orang yang telinga dan hatinya budeg untuk menjadi pemimpin. Kami akan ajak warga untuk menandai mereka,” kata Supriyono salah satu pengelola akun GeTab kepada Clakclik.com, Minggu (12/7/2020)

Menurut Supriyono, meskipun aksi ini dilakukan secara virtual, aksi ini tidak main-main dan tidak karena pihaknya pengecut, tetapi pilihan aksi virtual untuk menjembatani banyak orang bersuara.

“Sekarang jaman sudah maju. Bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi untuk menyuarakan keluhan warga. Saya kira pilihan ini tidak njlei. Pilihan aksi ini rasional. Apalagi saat ini situasi masih pandemic Covid-19. Jadi justru aksi virtual ini pilihan yang tepat; menyuarakan keluhan, tidak menyebar hoaks, tidak membuat kerumunan dan mengikuti anjuran pemerintah,” imbuh Supriyono yang juga tinggal di salah satu desa terdampak bau busuk itu.

Supriyono mengajak masyarakat yang terdampak bau busuk untuk ikut bersuara. “Mari bergabung bersama kami, bersuara atas masalah bau busuk ini. Sekarang kami targetkan satu bulan. Ini baru berjalan 12 hari. Monggo mumpung masih ada waktu,” pungkas Supriyono. (c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.