05
Sun, May

Jampisawan Akan Bergabung di Aksi Bersih-bersih Sedunia

Dok. Clakclik.com

Komunitas
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 3 Juni 2023--Ajang bersih-bersih sedunia yang dilakukan setiap minggu ketiga bulan September, World Cleanup Day, akan diselenggarakan lagi di Indonesia. Sebanyak 13 juta sukarelawan dari semua provinsi bakal diajak berpartisipasi. 

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, World Cleanup Day (WCD) di Indonesia bakal dilakukan sepanjang September 2023. Lokasi yang disasar beragam, mulai dari pantai, sungai, hingga area perkotaan.

Leader Nasional WCD Indonesia Andy Bahari mengatakan, untuk menghimpun 13 juta sukarelawan, pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah, perusahaan, penyelenggara pendidikan, hingga lembaga swadaya masyarakat. Menurut dia, masalah sampah mesti diatasi dengan gotong royong.

”Kegiatan ini melibatkan orang sebanyak mungkin. Dengan dilibatkan, mereka (bisa) sadar dan berempati,” katanya, Jumat (2/6/2023). ”Kami tahu kegiatan ini bukan solusi (masalah sampah). Namun, ini aksi untuk menjembatani aksi yang lebih besar. Bagaimana kita minta orang memilah sampah jika dia masih buang sampah sembarangan?” tambahnya.

WCD di Indonesia diselenggarakan sejak 2018. Pada 2018-2022, ada 24,6 juta sukarelawan di semua provinsi yang terlibat. Mereka juga mengangkut lebih dari 47.000 ton sampah di periode itu. Sampah dikumpulkan, antara lain, dari hutan, pantai, sungai, dan gorong-gorong kota.

Sebagian sampah bisa dipilah dan diolah. Sebagian lainnya tidak bisa diolah dan terpaksa dibuang ke tempat pembuangan akhir.

”Ada sampah-sampah yang sudah terkontaminasi, apalagi kalau ketemu di air. Sampahnya terbawa arus, tercincang, terpelintir sehingga jadi seperti benang kusut. Berbagai bahan jadi satu: kain, plastik, sampah fashion. Itu sangat susah dipilah. Biaya prosesnya juga sangat mahal,” ucap Andy.

 

Dua orang aktivis peduli Sungai Juwana sedang berada diatas perahu bermuatan sampah plastik yang diambil dari Sungai Juwana beberapa waktu lalu. Sejumlah anggota Jampisawan mempunyai aktivitas memungut sampah plastik di Sungai Juwana sebagai salah satu kegiatan mereka / Clakclik.com

Juru bicara Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) Ari Subekti mengaku pihaknya siap bergabung dengan gerakan bersih-bersih se-dunia itu. "Kami akan bergabung di World Cleanup Day. Salah satu isu yang menjadi perhatian Jampisawan adalah sampah dan limbah di Sungai Juwana," kata Ari Subekti.

Ari Subekti menambahkan bahwa pihaknya memang selama ini lebih fokus pada sampah di perairan. "Sampah yang terbuang ke perairan akan menurunkan kualitas air. Hal ini bakal berdampak ke kualitas hidup biota laut, mengancam keanekaragaman hayati, dan memperparah krisis iklim," tambah Ari Subekti.

Sampah di sungai atau laut juga bisa berakhir di meja makan. Sampah plastik, misalnya, akan terpecah-pecah menjadi plastik mikro yang rawan dimakan biota laut. Sejumlah penelitian telah menunjukkan adanya kandungan plastik mikro di tubuh ikan. Hal ini bisa berpengaruh ke kesehatan manusia yang mengonsumsi ikan. "Riset Jampisawan bersama Ecoton menemukan air Sungai Juwana dan juga tanah disekitar Sungai Juwana sudah terpapar microplastik. Akan berbahaya bagi kesehatan manusia jika tidak diatasi," pungkas Ari Subekti.

Jampisawan sebagai perkumpulan relawan lingkungan yang sudah bergerak lebih dari 10 tahun secara swadaya itu berharap dengan semakin menguatnya kampanye tentang bahayanya sampah jika tidak dikelola dengan baik, masyarakat paham dampak polusi sampah terhadap lingkungan. 

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbulan sampah nasional pada 2022 mencapai 68,5 juta ton dengan komposisi terbesar dari sektor rumah tangga, yakni sisa makanan. Dari angka itu, sampah yang terkelola adalah 64,52 persen. Ini berarti masih ada 35,48 persen sampah yang belum terkelola atau bahkan terbuang ke lingkungan.(c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.