Oleh: Sutimah
Mahasiswa KKN-MDR Kelompok Deaguna IPMAFA Pati, Jateng
Suatu hari Rasulullah Muhammad SAW didatangi seorang sahabat, ia bertanya kepada Rasulullah SAW. Nampaknya ia ragu dan masih bingung dengan suatu hal. Begitulah sahabat, jika ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya langsung akan ditanyakan kepada Rasulullah SAW. Ini juga menjadi salah satu keistimewaan menjadi sahabat
Rasulullah SAW, bertanya apapun yang ingin diketahui kepada Rasul, karena mereka percaya bahwa Rasulullah SAW tidak akan menjawab pertanyaan kecuali dengan wahyu Allah SWT.
Dalam Al-Quran disebutkan:
لا ينطق عن الهوى إن هو إلا وحي يوحى
Nabi Muhammad SAW hanya akan berbicara dengan wahyu Allah SWT, bukan dengan hawa nafsunya. Hal ini lah yang menjadikan para sahabat yakin untuk bertanya dan berkonsultasi hal apapun kepada Rasulullah SAW.
Sahabat tadi pun mengungkapkan keresahannya. Ia ingin mengetahui amalan apa saja yang bisa membuatnya masuk surga. Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah SAW kemudian menjawab dua hal:
أطعِموا الطعام وافشوا السلام
Athimut tha’am wafsyus salam
“Berikanlah makanan dan sebarkanlah perdamaian”
Rasulullah SAW ketika memberikan anjuran atau amalan kepada para sahabatnya, beliau selalu memberikan amalan yang tepat sasaran sesuai dengan kondisi sahabat tersebut.
Anjuran-anjuran Rasulullah SAW tersebut, nampaknya sangat cocok dengan kondisi kita di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, dan dua hal ini layak kita lakukan untuk meringankan beban sahabat dan saudara kita yang tengah terdampak pandemi global ini.
Pertama adalah ath’imut tha’am, yaitu memberikan makanan kepada orang yang membutuhkan. Di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, kita perlu mengamalkan gerakan ini. Kita perlu melihat dan mengamati saudara dan tetangga yang ada di sekitar kita. Jangan sampai mereka tidak bisa makan sehari-hari.
Tidak hanya pada masa sekarang, dalam sejarah, pandemi selalu menghancurkan sendi-sendi ekonomi. Dengan mengamalkan anjuran Rasul di atas, kita bisa meminimalisir dampak ini. Kita tentu melihat banyak sekali orang yang harus dirumahkan karena perusahaannya bangkrut, para pekerja harian tidak bisa bekerja, mereka tidak bisa makan sehari-hari karena menjadi korban dari dampak pandemi ini.
Kita sebagai tetangga, saudara dan sahabat bagi mereka sangatlah bertanggung jawab atas mereka. Islam sangat menekankan hal ini. Ketika ada saudara lain yang kesusahan maka kewajiban dan tanggung jawab saudara dan sahabat lain untuk membantunya.
Jika kita setiap hari masih bisa makan enak dan sangat berkecukupan, namun tetangga kita yang terdampak pandemi ini masih kelaparan, maka itu adalah kesalahan kita. Allah SWT berfirman dalam surat al-Balad ayat 14 tentang orang-orang yang berhasil mengalami kesukaran:
أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ
“Orang yang memberi makan pada masa terjadi kelaparan.“
Dengan mengamalkan ayat ini di masa pandemi ini, maka kita termasuk sebagai manusia yang berhasil melewati kesukaran yang dimaksud pada surat al-Balad di atas.
Dalam ayat lain, Allah SWT juga menekankan pentingnya memberi makan ini. Disebutkan dalam surat al-Insan ayat 8-9:
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا * إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan, (seraya berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.”
Orang yang memberi makan kepada orang lain, terutama saat pandemi seperti sekarang dengan tanpa mengharap imbalan dari orang lain, dan hanya mengharap ridha Allah SWT akan tergolong sebagai manusia istimewa, sebagaimana disebutkan dalam surat al-Insan di atas.
Sekarang kita mengetahui dengan jelas betapa pentingnya peduli dan memberi makanan kepada orang yang membutuhkan di tengah pandemi seperti sekarang. Begitulah ajaran Islam yang sesungguhnya, tidak hanya menekankan ibadah kepada Allah SWT tetapi juga menekankan ibadah horizontal, ibadah muamalah sesama manusia.
Pesan Rasulullah SAW yang kedua adalah menebarkan kedamaian. Di tengah pandemi seperti sekarang, yang paling penting adalah membuat hati orang menjadi tenang dan menghilangkan kepanikan. Maka dari itu, kita perlu berhati-hati saat membagikan berita terkait pandemi Covid-19 ini ke akun media sosial kita. Jangan sampai kita membagikan berita bohong, hoaks, atau bahkan menyesatkan banyak orang, terlebih jika pesan tersebut dapat memecah belah bangsa kita.
Jika kita tidak bisa berbuat banyak untuk negeri ini di tengah pandemi Covid-19, maka yang bisa kita lakukan adalah cukup dengan diam dan menghindari untuk menyebarkan berita-berita yang tak bisa dipastikan kredibilitas dan sumbernya. Dengan begitu, bisa jadi bangsa kita menjadi tenang dan tidak panik, kita juga akan terbebas dari dosa menyebarkan berita bohong dan hoaks.
Pesan-pesan Rasulullah SAW itu sangat penting untuk kita amalkan di tengah pandemi Covid-19 ini. Semoga kita semua, mampu mengamalkan pesan-pesan ini. Mari kita senantiasa berdoa agar Allah SWT menjaga kita dan bangsa kita dari pandemi ini, dan semoga Allah SWT segera mengangkat pandemi ini.