Oleh: Husaini, Tuan Rumah Teras Literasi Pucakwangi
Kardono yang saya maksud adalah mendiang Jose Alberto Mujica Cardono, mantan presiden ke-40 Uruguay 2010-2015 yang wafat dalam usia 89 tahun selasa lalu (13/05/2025).
Publik lebih banyak memanggilnya Mujica. Selanjutnya, saya ijin menggunakan huruf (K) untuk mengganti huru (C) di nama akhir beliau Jose Alberto Mujica Cardono.
Kepemimpinan mendiang Pak Kardono memperlihatkan bahwa kekuasaan politik dapat diampu dengan jujur, sederhana, dan tidak koruptif. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila rakyat Uruguay dan banyak warga di negara-negara Amerika Latin menangisi kepergiannya.
Pak Kardono dikenal sebagai presiden termiskin di dunia. Aset yang tercatat atas namanya hanya sebuah VW kodok buatan tahun 1987 berwarna biru muda. Gaji bulanannya yang senilai 12.800 dollar AS pun tak pernah diambilnya utuh. Ia hanya mengambil 800 dollar AS dan sisanya disumbangkan untuk pemberdayaan usaha kecil dan orang tidak mampu.
Tentang pilihan hidup sederhana itu, dalam wawancara kepada BBC pada 2012, Pak Kardono mengatakan bahwa ia telah hidup seperti itu sepanjang usianya. Ia merasa cukup dengan hidup seperti itu. Tidak mengherankan apabila sikapnya itu mewarnai caranya memimpin Uruguay.
Sebuah tulisan membahas korupsi di Uruguay ”Mujica: A Solution for Paraguay’s Corruption Problem?” yang diterbitkan dalam laman geopoliticalmonitor.com menjelaskan, Pak Cardono memiliki peran yang penting dalam transisi Uruguay menjadi negara sukses. Selain menjalankan penghematan, ia pun mengambil sikap tegas pada korupsi dan membangun pemerintahan yang transparan.
Pada 2014 Transparency International mengganjar Uruguay sebagai negara terbaik di Amerika Latin dalam perang melawan korupsi. Uruguay menempati peringkat ke-21 dari 180 negara. Skornya mencapai angka 73 dari 100.
Pak Kardono adalah pribadi yang mampu berdamai dengan masa lalu. Sebagai seorang politisi yang pernah mendekam dan disiksa dalam penjara, namun Cardono tidak mengutukinya atau balas dendam. Sebaliknya, ia menggunakan pengalaman perjuangannya melawan kediktatoran militer Uruguay (1970-1980-an) guna membangun negeri itu secara sangat bermartabat.
Apa kabar Indonesiaku?
Para kepala desa dan perangkatnya, bupati dan camat-camatnya, gubernur dan SKPD bawahannya, menteri-menteri dan presiden serta wapresnya. juga siapa saja yang punya mandat kepemimpinan di sektor publik.